Gelar Akademik di Tiongkok kuno

aldisurjana_aldi_surjana_Rulin_Waisch_The_Scholars_ujian_negara

Di dalam buku cerita silat (cersil) atau buku novel klasik Tiongkok, kita sering mendengar perkataan Siucai*, yang sering diartikan sebagai pelajar, mahasiswa, sarjana dan cendekia. Kita sering bertanya didalam hati, yang benar itu apa: pelajar, mahasiswa, sarjana atau cendekia?.

Nah secara kebetulan di buku novel Rulin Waischi („Rimba Cendekia“; The Scholars), yang diterbitkan pada tahun 1749 (Dinasti Qing), di catatan kakinya terdapat keterangan tentang ujian negara dan gelar. Mudah-mudahan terjemahan cuplikan catatan kaki dibawah ini bisa menjawab pertanyaan para pecinta cerita silat dan novel klasik Tiongkok.

*Di zaman Tiongkok kuno ada tiga ujian negara, yang mana pada ujian negara pertama, lulusannya akan mendapatkan gelar status lisensi Siu-cai (Xiùcaí), kurang lebih Bachelor, atau Sarjana (S1) di zaman kita, namun status lisensi ini belum memenuhi syarat untuk menjadi pejabat, hanya hak untuk mengikuti ujian negara yang lebih tinggi. Selain itu status lisensi siucai juga terkait dengan hak istimewa tertentu, antara lain, tidak diizinkan untuk dihukum cambuk.

Pada Ujian negara ke dua, lulusannya akan mendapat gelar Cu-jen (Jurén), kurang lebih Master atau Magister (S2) di zaman kita. Dan pada ujian negara ke tiga, lulusannya akan mendapat gelar Cin-shi (Jìnshì), kurang lebih Doktor (S3);

Selain itu masih ada ujian istana, tiga lulusan terbaik dianugerahi gelar: Zhuangyuan, Bangyan, Tanhua (principal graduate, primus, atau optimus), melalui ujian ini lulusannya akan menjadi anggota Akademi Kekaisaran.

Setiap keberhasilan ujian akan meningkatkan kedudukan di masyarakat.. Mulai ujian kedua, lulusannya mempunyai hak atas jabatan. Di zaman itu seluruh kekuasaan terletak di tangan para pejabat.

By Aldi Surjana
https://aldisurjana.wordpress.com/

Golden Lotus: https://www.facebook.com/groups/goldenlotus24/

 

 

Hinterlasse einen Kommentar