Latar belakang sejarah film „The Imperial Doctress“ (Dinasti Ming)

Bagi penonton film mandarin ‚The Imperial Doctress‘ mungkin sudah tidak asing lagi dengan Zhu Qizhen, kaisar ke 6 Dinasti Ming. Film drama ini menceritakan tentang seorang tabib perempuan pada zaman dinasti Ming di Tiongkok, yang karena kakeknya dituduh melakukan malpraktik, maka untuk belajar kedokteran dia harus melakukannya secara rahasia.

Dalam perjalanannya, tabib perempuan itu bertemu dan jatuh cinta dengan Zhu Qizhen dan Zhu Qiyu, dua saudara kandung kerajaan dengan kepribadian yang berlawanan yang masuk ke dalam persaingan untuk tahta. Dan kisah cinta yang membentang beberapa dekadepun dimulai…

Namun yang perlu diketahui disini, meskipun tabib perempuan, yang diperankan oleh Cecilia Liu adalah karakter fiktif, tapi kedua saudara kandung kerajaan Zhu Qizhen dan Zhu Qiyu, yang diperankan oleh Wallace Huo dan Huang Xuan adalah karakter sejarah.

Agar lebih bisa memahami film ini, silakan menengok ulasan latar belakang sejarahnya.

Zhu Qizhen menjadi kaisar setelah Xuande wafat tahun 1435 dan rezimnya diberi nama Zhengtong. Saat itu dia baru berumur delapan tahun sehingga menjadikannya kaisar Ming pertama yang naik tahta dimasa kanak-kanak. Dibawah bimbingan para pejabat berpengalaman dari rezim ayahnya, kestabilan warisan rezim sebelumnya dapat dipertahankan. Namun setelah ibunya dan beberapa pejabat tua wafat, dia mulai bergantung pada kasimnya, Wang Zhen.

Belakangan Wang dipromosikannya sebagai penanggung jawab urusan seremonial, posisi yang disalahgunakannya begitu dia menjabat. Wang terlibat korupsi dan menyingkirkan para pejabat jujur sehingga situasi negara mulai kacau, kejayaan yang pernah dicapai pada masa pendahulunya mulai merosot pada masa pemerintahan Zhu Qizhen.

Tahun 1449, Esen Khan, kepala suku Oirat dari Mongolia memimpin tentaranya menyerang ke selatan dan menduduki kota Datong di perbatasan. Karena mengkhawatirkan properti pribadinya di Weizhou, kota kecil dekat Datong direbut musuh, Wang Zhen membujuk Zhu Qizhen memimpin langsung 500.000 prajurit untuk menahan serangan musuh.

Pasukan yang dipersiapkan dengan terburu-buru itu masih belum cukup terlatih sehingga mereka mudah kelelahan dan dikalahkan di Tumubao, sebuah benteng dekat Huailai, provinsi Hebei. Ketika Zhu Qizhen terkepung di tengah musuh dan prajuritnya berjatuhan, Jendral Fan Zhong marah dan menyalahkan Wang Zhen yang telah menjerumuskan kaisar dalam kesulitan seperti ini, dengan gadanya dia menghantam Wang Zhen hingga tewas.

Kemudian Fan Zhong melakukan usaha terakhir dengan mencoba menerobos kepungan musuh dan menyelamatkan kaisar, tetapi usaha ini gagal. Setelah melihat Fan Zhong gugur, dia turun dari kudanya dan duduk di tanah, siap menyongsong maut, tetapi dia ditangkap hidup-hidup dan dibawa ke utara. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Insiden Tumubao”

Penangkapannya menimbulkan kehebohan di Beijing. Kalau saja tanpa Jendral Yu Qian, Dinasti Ming mungkin sudah runtuh saat itu. Yu menyarankan agar adik kaisar, Zhu Qiyu diangkat sebagai kaisar mengisi kevakuman kuasa dan dia sendiri menahan serangan Esen Khan. Selama ditahan di Mongol Zhu Qizhen berteman baik dengan Esen Khan yang menangkapnya, dia baru dibebaskan tahun 1450.

Sekembalinya ke Tiongkok dia dikenai tahanan rumah oleh adiknya, Zhu Qiyu yang ingin tetap menjadi kaisar, statusnya pun diturunkan menjadi maharaja, status yang hanya sekadar nama tanpa kuasa. Dia ditempatkan di istana selatan, pusat kota Beijing dan segala kontak ke luar dibatasi oleh Zhu Qiyu. Gelar anaknya sebagai putra mahkota pun dicabut dan dialihkan ke anak Zhu Qiyu.

Tahun 1457, setelah tujuh tahun menjadi tahanan rumah, Zhu Qiyu jatuh sakit karena sedih kematian calon pewarisnya. Kesempatan ini dipakai oleh Jendral Shi Heng, Mentri Xu Youzhen dan Kasim Cao Jixiang yang tidak puas dengan Zhu Qiyu menyerbu istana selatan dan membebaskan Zhu Qizhen yang ditahan.

Zhu Qizhen ditandu menuju istana kerajaan dan menjadi kaisar untuk kedua kalinya. Genta dan genderang dibunyikan untuk memanggil para pejabat ke hadapannya dan saat itulah restorasinya diumumkan, nama rezimnya kini diganti menjadi Tianshun.

Setelah kembali menjadi kaisar, dia termakan oleh fitnah yang dibuat untuk menjatuhkan Jendral Yu Qian yang dulu berjasa mempertahankan ibu kota, atas perintahnya Yu Qian dihukum mati. Dia mempercayai dan memberi penghargaan pada Shi Heng dan Cao Jixiang yang membantunya merebut tahta. Namun belakangan kedua orang ini malah memimpin sebuah pemberontakan yang gagal terhadapnya.

Kaisar Zhu Qizhen jatuh sakit dan meninggal tak lama kemudian pada bulan Februari 1464. Putranya, Zhu Jianshen menggantikannya sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Chenghua.

Demikianlah tautan sejarah film ini, mudah-mudahan membantu Anda untuk lebih memahami alur cerita film kesukaan Anda. ~ aldithe

Keterangan tambahan:
Chenghua menyukai musik dan teater, ia dianggap sebagai ahli kaligrafi yang hebat, pelukis berbakat, dan penikmat seni porselen. Porselen Chenghua adalah salah satu porselen terindah dalam sejarah seni Tiongkok, salah satunya yang terkenal adalah Jigangbei atau ‚Mangkuk Ayam Jago‘ yang kesohor.  

Sumber:
1 MyDramalist
2 Wikipedia

Werbung

Kommentar verfassen

Trage deine Daten unten ein oder klicke ein Icon um dich einzuloggen:

WordPress.com-Logo

Du kommentierst mit deinem WordPress.com-Konto. Abmelden /  Ändern )

Facebook-Foto

Du kommentierst mit deinem Facebook-Konto. Abmelden /  Ändern )

Verbinde mit %s